Senin, 02 Mei 2011

Mari Jalani, Mari Nikmati

Di media massa sering saya dapati apa yang menurut pendapat saya itu aneh dan itu terkait dengan hukum, undang-undang. Semua itu tentang aturan pencemaran nama baik, perbuatan tidak menyenangkan, dan mengganggu stabilitas keamanan. Lalu dimana yang sering diserukan, bebas berpendapat ? Bukankah yang dinamakan bebas berpendapat yang bertanggungjawab itu ya sebebas-bebasnya, sedang tanggung jawab itu sendiri adalah mau dipertanyakan lagi pendapatnya sehingga tidak harus mengikuti aturan. Aturan itu sendiri mempunyai fungsi pembatasan yang terlalu berlebihan. Saya sendiri berpendapat bahwa tidak perlu ada aturan itu. Seandainya tidak sependapat bukankah akan lebih baik dipertanyakan kepada yang bersangkutan atau diam saja. Jika memang pendapat itu tidak benar tinggal memberikan bukti kebenaran dan itu rasanya lebih tepat daripada menggugat di pengadilan.

Aturan-aturan tersebut tentu akan menjadi senjata ampuh guna menaikkan perkara ke pengadilan. Bagaimana tidak, dengan hanya ejekan satu kata atau senyum kecut pun kita dapat menjadikan itu alasan untuk menggugat, perbuatan tidak menyenangkan. Saya kira dimana-mana ada yang baik, dimana-mana ada yang tidak baik, dan semua itu sangat wajar, lantas kenapa pula harus dipermasalahkan. Sedang kita dapat belajar tentang kehidupan dari orang-orang yang mengeluarkan pendapat tidak selaras dengan kita. Seorang atau kelompok lawan juga musuh seharusnya kita hormati. Pemikiran mereka yang berseberangan dengan kita dapat menjadi pelajaran tak ternilai harganya jika kita mampu menerima lebih dulu. Kita pikirkan baik-baik baru kita putuskan apakah mengikuti atau menolak. Secara tidak sadar pun kita akan belajar dari mereka. Kita mengerti kekurangan kita sehingga mampu memperbaiki. 

Saya tidak setuju dengan pendapat membanding-bandingkan satu dengan yang lain. Satu dengan yang lain itu pasti berbeda jadi tidak bisa dibandingkan dengan syarat tidak ada asumsi yang digunakan. Kita mempunyai peran berbeda-beda yang harus dimainkan. Seharusnya bekerja sama bukan malah meniadakan satu dengan yang lain. Hidup selaras, serasi, membentuk sebuah harmoni. Biar mereka hidup dengan apa yang mereka punya, kita pun begitu. Yang baik bagi mereka belum tentu baik menurut kita, begitu juga sebaliknya. Kalau keadaan memaksa harus berlawanan dan bermusuhan biar itu terjadi, jalani dan nikmati saja, tidak perlu memaksa mereka sejalan dengan kita, tidak perlu kita sejalan dengan mereka. 

Sesempurna apa pun nada yang dimainkan dalam alunan musik bisa saja tidak enak didengar. Sebaliknya, musik dengan banyak nada sumbang pun bisa juga terdengar merdu. Semua tergantung pada kita sendiri bagaimana menikmatinya.