Senin, 06 Desember 2010

Romantika Kereta

Ahahay. . .naik kereta dua kali dalam sehari setelah sekian lama
Tak perlu berlama-lama
pandangan mengembang begitu saja
bahkan untuk menarik pemicunya pun tak lagi sempat
ya, mengembang dan mengembang tiba-tiba
Mengamati deru nafas bergelimangan,
Mata belalang telanjang lalu lalang terlihat tak tenang
Mencari ranjang untuk telentang
Hmmm. . .Strategi kesendirian berserakan
gerilya kemapanan individual jelas terlihat di keramaian
sedang debu-debu jejak langkah masih saja terabaikan


'mas karcisnya', kata kondektur kereta
Sepi pergi karenanya
Dasar cecurut kereta setengah baya
Mengganggu lamunan senja
berfokus fatamorgana seorang wanita
diluar kaca jendela


Kuulungkan karcis seharga delapan ribu rupiah padanya
Eh, hanya dilubangi terus pergi
tanpa patah kata ketiga dari mulutnya
Tapi mau apalagi, memang itu tugas yang diemban itu orang
untuk melanjutkan hidup diluar gerbong kereta, muda tapi tua
Ah. . . Memang, dasar cecurut kereta setengah baya


Hmm. . .biarlah, memang selalu seperti itu
Romantika kereta jurusan jogja-solo-jogja
Ya, seperti biasa, selalu biasa. . .


( seko draft, asline mboh kapan, sik jelas kurang gawean, dadi ra nyambung, jan e merga ra oleh lungguhan terus nyalahke liyane we, ra urus tenan,hahaha)
(26 Juli 2010)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar