Sepucuk surat diantar angin ke beranda renungan
Teruntukku,
Tertulis sang pengirim; nenek moyang
Tertanggal; masa silam
Beralamat; tempat tepat surat dibaca
Aku awali dengan membaca cepat
surat abstrak berisi kumpulan cerita rakyat
Sekelibat tak terlihat ada yang hebat
hanya cerita pada masanya
Tentu keagungan tiada habisnya
Pada pertengahan surat kata-kata meliar
Memalingkan muka seketika berpapasan,
Tak rela disapa juga dibaca air mukanya
Aku memelankan kecepatan
Satu per satu kata mulai menebar senyum
Kami berinteraksi seakan jatuh cinta setelah benci pada pandangan pertama
makna berganda berbunga tanpa enggan
Barisan kata-kata melindas batas
Menjejakkan makna hidup
Pada lalu, kini, esok
Lebur dalam lembar jalan kehidupan segala ruang
Tertulis pesan tanda penghabisan :
Palung hati anak jaman mendangkal,
Keterburuan sebab tak dapat rasai apa tersirat
#pernah melayang ke Bentara Budaya Bali
Tidak ada komentar:
Posting Komentar